Titik Lenting
(sumber gambar: suara.com)
#Kembali ke djalan jang [kajaknja]
benar
Hidup tak ubahnja sebuah perdjalanan
mengarungi samudera waktu. Mj life mj djournej,
dimulai dari saat kita dilahirkan di dunia, digendong oleh orang tua kita,
perlahan kita mulai bisa melangkah, hingga achirnja kita bisa berlari, kita
sudah dewasa. Seiring berdjalannja waktu kita bisa berpikir untuk mandiri,
mengerdjakan tanggungdjawab kita sendiri. Seolah kita sedang memerankan peranan
watak kita dalam perdjalanan hidup kita.
Saat pertama kali kita hadir di
dunia ini kita tidak membawa apa-apa, [bisa djadi] itulah mengapa banjak jang
mengatakan bahwa baji itu masih sutji, lajaknja kertas putih jang masih polos
dan belum ada tjoretan sama sekali. Kemudian kertas itu mulai terisi dengan
tulisan-tulisan dan tjoretan2 tentang kisah hidup si baji tadi. Lika-liku kisah
perdjalanan kita mewarnai [atau bisa djuga menodai] lembaran kertas putih jang
kita punja.
Beruntunglah orang jang mengisi
kertas putihnja dengan kisah dan warna-warni kehidupan jang positif dan menjenangkan.
Namun, apakah semua orang demikian?, kenjataannja tidak!. Ada sebagian orang jang
mengalami ketidaknjamanan kehidupan. Kisah hidup jang ditulisnja pada kertas
putih jang ia punja adalah kisah jang tidak menjenangkan, warnanja pun
berantakan tak beraturan jang membuat mata risih untuk melihatnja. Kemudia, what tjan we do?
Djika fitrahnja manusia dilahirkan
dalam keadaan sutji bak kertas putih jang bersih, maka manusia pun djuga bisa
kembali ke fitrahnja. Kembali ke djalan jang [kajaknja] benar. Melenting. Salah
satu upaja jang bisa kita lakukan untuk berbenah diri mendjadi pribadi jang
lebih baik dari sebelumnja.
Tjarilah atau bahkan buatlah momen jang bisa mengingatkanmu untuk selalu kembali ke djalan fitrahmu sebagai manusia. [insjaAllah], tulisan ini adalah salah satu titik lenting kehidupanku untuk memulai menuliskan tjerita hidupku. Menuliskannja dalam sebuah blog sederhana jang bisa ku buka kapanpun dengan konsep jang berbeda dari sebelumnja.