Tulisan ke-14 ~ Tidak adanya ide adalah ide
(sumber gambar: kompasiana.com)
#Akan ada masanya saat kita
benar-benar kosong dan tidak ada ide lagi untuk menulis. Disaat seperti itu
benarkah kta sudah berakhir?
Dalam sebuah tulisan ide layaknya
ujung tombak. Yang akan menjadi garda terdepan dari tulisan kita, nyawa dari
tulisan kita, dan inti (core) dari tulisan itu sendiri. Mustahil sebuah tulisan
akan lahir tanpa adanya sebuah ide. Namun, akan tiba masanya saat kita
benar-benar merasa kosong dan tidak tau akan menulis apalagi. Jika sudah
demikian, akankah kita akan berhenti untuk menulis?
TIDAK
Beberapa waktu lalu, tepatnya
tanggal 5 oktober saya mengikuti sebuah seminar yang diisi oleh Pak Ismail
Fahmi. Dari penyampaian materi yang beliau sampaikan ada salah satu pernyataan
yang membekas dipikiran saya, bahkan yang menjadi inspirasi saya untuk membuat
tulisan ke-14 ini. Yakni “Tidak adanya data adalah data”. Awalnya saya bigung
dengan maksud pernyataan itu, namun, setelah saya menyimak lebih jauh lagi
barulah saya sadar. Ketidakadaan suatu data hakikatnya disitu masih ada data,
meskipun data yang dimaksud di sini adalah “tidak ada data”. Itu artinya saat
kita berpikir tidak ada sesuatu, ketidakadaan sesuatu itulah data.
Kemudian saya berpikir, saya
tidak ada ide untuk menulis pada hari ini, jika saya masukkan permasalahan saya
ini dalam pernyataan pak Fahmi tadi maka yang muncul adalah “Tidak adanya ide
adalah ide”. Dari situlah kemudian saya berniat untuk menulis tulisan ini.
Inti dari apa yang ingin saya
sampaikan adalah, saat kita berpikir bahwa tidak ada ide lagi bagi kita untuk
menuis, hakikatnya ketidakadaan ide itu tetap bisa menjadi ide bagi kita untuk
menulis. Sebab saat kita sudah bertekad untuk menulis seperti tulisan saya pada Tulisan ke-1 ~ Innamal A’malu Binniyah,
jangan berpikir untuk berhenti ditengah jalan. Semua pasti ada jalannya saat
kita mau mengusahakannya.
0 Comments:
Posting Komentar