Tulisan ke-5 ~ Menulis diatas batu karang
Note: Edisi tulisan saya kali ini akan
sedikit berbeda dengan tulisan saya sebelumnya. Jika pada bagian sebelumnya hal
yang saya tulis adalah mengenai persepsi saya soal kiat-kiat membuat tulisan. Maka
pada edisi tulisan ini, dalam rangka memperingati Hari Museum sekaligus dalam
ragka mengikuti lomba menulis artikel yang diadakan oleh Museum Bahari
Indonesia, saya akan membuat tulisan berbetuk artikel bebas dengan tema
kepenulisan dan kemaritiman.
Pepetah mengatakan “jika menulis
di atas air maka tulisan itu akan hilang. Namun, jika menulis di atas batu maka
tulisan itu akan abadi”. Menulis hakikatnya bukanlah aktivitas biasa, aktivitas
administratif, atau bahkan aktivitas mengarang. Lebih dari itu, menulis adalah
proses menuangkan sebuah gagasan dalam bentuk tulisan agar tulisan itu bisa
abadi dan kita wariskan pada anak cucu kita. Lalu hal apa saja yang akan kita
tulis?. Apapun. Semua hal pun bisa kita tulis. Termasuk juga tentang
kemaritiman.
Pertanyaannya adalah “apa yang
menarik dari kemaritiman sehingga kita harus menuliskannya?”. Coba kita ingat
kembali pelajaran sejarah yang pernah diajarkan guru kita saat masih di
sekolah. Sejarah bangsa Indonesia pun tidak bisa lepas dari kemaritiman. Apa sajakah
sektor-sektor di Indonesia yang berhubungan dengan kemaritiman?. Pertama, Perantara
penyebaran agama. Kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia pada masa lalu bisa
menyebarluaskan agama yang dianutnya melalui jalur maritim. Bahkan kerajaan-kerajaan
seperti Majapahit, Sriwijaya, dan Kerajaan Demak dikenal memilki pasukan
angkatan laut yang tangguh. Kedua, jalur perdangan. Bangsa china dan india
bahkan belanda sejak masa kerajaan di Indonesia masih berdiri sudah dikenal
gemar melakukan perdangan di Indonesia melalui jalur laut. Karena ramainya
jalur perdagangan ini lah yang menyebabkan perekonomian di bumi nusantara pada
masa itu mengalami masa keemasannya. Bahkan
bangsa Indonesia dikenal sebagai poros maritim dunia pada masa itu.
Sayangnya, rendahnya minat
masyarakat umum untuk menjaga warisan yang luhur itu memunculkan pandangan yang
memandang sebelah mata dari sektor kemaritiman. Baik dari segi sejarahnya,
potensinya, atau bahkan bisnisnya. Tragisnya laut bahkan dijadikan sebagai
penampungan sampah limbah rumah tangga dan industri. Lantas bagaimana solusi
atas permasalahan tersebut?.
Perseroan Terbatas Pendidikan
Maritim dan Logistik Indonesia (PT PMLI) melalui IPC Corporate University
merupakan salah satu alternatif solusi yang patut dipertimbangkan. Di tengah minimnya
kepedulian masyarakat terhadap kemaritiman, IPC Corporate University yang
merupakan anak perusahaan dari IPC mempunyai visi untuk mencetak SDM yang
literate dalam bidang kemaritiman. Selain sebagai bekal bagi pegawai pelabuhan
agar memiliki kompetensi kerja berstandar internasional, berdirinya IPC
Corporate University juga berpotensi untuk diarahkan sebagai wadah untuk
mencetak insan Indonesia yang cinta dengan kemaritiman. Hal ini sebagai salah
satu upaya untuk melestarikan warisan luhur dari nenek moyang kita sebagai
seorang pelaut.
Selain IPC Corporate University,
Museum Maritim Indonesia yang masih dibawah manajemen IPC Group juga merupakan
media yang tepat untuk senantiasa menyimpan, mengelola, dan menyebarluaskan wawasan,
sejarah, serta pengetahuan tentang kemaritiman di Indonesia kepada khalayak
umum. Melalui koleksi-koleksi yang tersedia di Museum Maritim Indonesia kelestarian
nilai luhur bangsa indoesia sebagai bangsa maritim akan terus jaga dan bisa
diturunkan pada generasi Indonesia yang akan datang.
Kita sebagai masyarakat umum
tentunya juga harus mendukung upaya pelestarian, pengelolaan, dan
penyebarluasan wawasan kemaritiman kepada publik. Menulis di blog bisa menjadi
salah satu alternatif bentuk dukungan kita terhadap upaya pelestarian nilai
kemaritiman di indonesia. Betapa berharganya nilai kemaritiman tersebut agar
selalu kita jaga, jita rawat, dan kita wariskan pada generasi yang akan datang.
Melalui sebuah tulisan sederhana pada blog pribadi kita masing-masing, niat
mulia itu akan terwujud. Sebab menulis merupakan sebuah proses menorehkan sejarah.
Ibarat menulis di atas batu karang.
0 Comments:
Posting Komentar