by: Khabibul Umam - Mahasiswa Ilmu Perpustaakaan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Minggu, 20 Oktober 2019

Tulisan ke-10 ~ Menulis untuk Peduli



(sumber gambar: quotesss.com)

#ada yang menulis untuk penelitian, ada yang menulis untuk pelampiasan, ada yang menulis untuk keuntungan, kita, mau menulis untuk apa?

Sering kali yang membuat kita merasa terbebani untuk menulis adalah kita menuntut tulisan itu untuk sesuai apa yang kita angankan. Semisal kita membayangkan tulisan kita akan digunakan untuk penelitian ilmiah, maka kita berangan-angan bahwa tulisan kita harus menjadi tulisan ilmiah yang membuat pembacanya takjub dan tercengang dengan inovasi yang kita munculkan di dalamnya. Atau jika kita akan menulis puisi ataupun syair, kita berangan-angan bahwa pembaca yang membaca tulisan kita akan terombang-ambing dalam buaian syair yang kita tulis. Atau bahkan, saat kita akan menulis tulisan untuk tujuan komersial kita berangan-angan bahwa tulisan kita harus menghasilkan profit sesuai yang kita harapkan.
Lantas, bagaimana jika ternyata tulisan yang kita hasilkan tidak sesuai “ekspektasi” kita?
Berekspektasi itu boleh, bahkan perlu agar kita memiliki wawasan yang luas saat kita akan menulis. Tapi jangan lupa untuk tetap membumi. Dalam artian, apapun yang ingin kita targetkan dari tulisan itu tidak melebihi kemampuan kita dan tidak berandai-andai yang tidak masuk akal.
Jika pada akhirnya tulisan yang kita hasilkan belum sesuai ekspektasi kita, ya tidak megapa. Ini masih bagian dari proses kita untuk berkembang dalam bidang kepenulisan. Toh apapun yang kita hasilkan tidak akan sia-sia. Saat kita berani berekspektasi tinggi namun hasilnya belum sesuai bayangan kita, setidaknya kita tau dimana letak kekurangan tulisan kita. Dan dari kekurangan pada tulisan kita yang sebelumnya bisa kita jadikan sebagai acuan untuk memperbaiki tulisan yang akan dibuat selanjutnya. Tidak hanya sekali-dua kali, bisa jadi bahkan sampai berulang kali hingga tulisan itu sesuai yang kita harapkan. Yah itulah proses.
Saat kita bisa mensyukuri tulisan yang kita tulis, maka pada saat itulah kita akan bisa membuat lebih banyak tulisan dengan kualitas yang lebih baik. Sebab “Lain syakartum laaziidannakum”, saat kita bersyukur atas apa yang kita punya maka Tuhan Allah akan menambah kenikmatan itu.
Maka dari itu, hargailah setiap tulisan yang telah kita tuliskan. Sebab dengan kita peduli pada tulisan kita, suatu saat keluarga, teman, atau bahkan dunia akan peduli pada tulisan kita.

0 Comments:

Posting Komentar