Tulisan ke-4 ~ Menulis ada seninya
#Poin keempat. Saat kita telah
memulai mengerjakan tulisan. Maka yang selanjutnya membayangi pikiran kita
adalah “kapan tulisan itu akan selesai?”. Menulis adalah proses menuangkan
gagasan. Di dalamnya ada seni yang berperan. Maka “kapan tulisan itu akan
selesai?” jawabannya adalah relatif.
Layaknya seorang pelukis yang
menggoreskan kuasnya di atas kanvas. Layaknya seorang pemain drama yang bahkan
sampai menangis tersedu-sedu saat memainkan perannya. Atau bahkan layaknya
seorang pematung yang mengikis sedikit demi sedikit batu keras agar menampakkan
karyanya. Menulis juga bagian dari proses berseni. Di dalamnya ada jiwa seni
yang bermain. Terlebih jika tulisan itu adalah tulisan sastra atau fiksi. Tulisan
ilmiah pun jika tidak dibumbui dengan seni maka tulisannya akan terasa kaku dan
memeras otak. Jika dalam tulisan ilmiah dibumbui dengan seni untuk memilih
diksi yang tepat, dibumbui seni untuk menyusun kalimat yang efektif, dibumbui
seni untuk membentuk paragraf yang padu dan berhubungan satu sama lain. Di situlah
peran seni dalam menyajikan tulisan kita.
Kembali ke pertanyaan awal “kapan
tulisan itu akan selesai?”. Jika menulis ada seninya, maka lihatlah dengan
sudut pandang seni. Apakah sebuah karya yang elok bahkan karya agung dari
sebuah seni bisa dipastikan kapan waktu pengerjaannya?. Jawabannya adalah relatif.
Tergantung bagaimana jiwa seni dari masing-masing seniman. Bukankah akan sangat
memberatkan jika saat kita tengah mengerjakan tulisan kita sendiri kita dikejar
oleh waktu yang terus bergulir. Bisa jadi tulisan itu belum bisa kita jiwai karena
mengerjakannya yang penting jadi. Nikmatilah proses saat kita menulis. Jangan membebani
diri kita sendiri sehingga kita tidak bisa menghadirkan jiwa seni kita saat
membuat tulisan.
Namun, adakalanya tulisan yang
kita kerjakan harus selesai dengan rentang waktu sekian hari. Bukannkah ini akan
memberatkan kita???. Tidak juga, bahkan bisa jadi sama sekali tidak memberatkan.
Mengapa demikian?!. Memberatkan atau tidaknya tergantung dari bagaimana kita
menyikapinya. Saat kita menganggap bahwa deadline waktu itu adalah sebuah
tantangan yang harus ditaklukkan bisa jadi semangat kita akan menggebu-gebu
untuk menyesaikan tulisan kita. Bahkan seringkali jiwa seni kita yang
sebenarnya muncul disaat kita dikejar deadline.
Akan lebih baik jika kita tau
bahwa kita membutuhkan waktu yang lama untuk menuangkan gagasan kita dalam bentuk
tulisan, maka persiapkanlah tulisan kita sejak jauh-jauh hari. Namun, jika kita
bisa tetap menyenikan gagasan kita dalam bentuk tulisan di bawah tekanan waktu,
tak mengapa. Setiap orang punya jiwa seninya masing-masing. Temukan jiwa seni
anda dalam menulis, karena menulis ada seninya.
0 Comments:
Posting Komentar