by: Khabibul Umam - Mahasiswa Ilmu Perpustaakaan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Minggu, 13 Oktober 2019

Tulisan ke-4 ~ Menulis ada seninya




#Poin keempat. Saat kita telah memulai mengerjakan tulisan. Maka yang selanjutnya membayangi pikiran kita adalah “kapan tulisan itu akan selesai?”. Menulis adalah proses menuangkan gagasan. Di dalamnya ada seni yang berperan. Maka “kapan tulisan itu akan selesai?” jawabannya adalah relatif.

Layaknya seorang pelukis yang menggoreskan kuasnya di atas kanvas. Layaknya seorang pemain drama yang bahkan sampai menangis tersedu-sedu saat memainkan perannya. Atau bahkan layaknya seorang pematung yang mengikis sedikit demi sedikit batu keras agar menampakkan karyanya. Menulis juga bagian dari proses berseni. Di dalamnya ada jiwa seni yang bermain. Terlebih jika tulisan itu adalah tulisan sastra atau fiksi. Tulisan ilmiah pun jika tidak dibumbui dengan seni maka tulisannya akan terasa kaku dan memeras otak. Jika dalam tulisan ilmiah dibumbui dengan seni untuk memilih diksi yang tepat, dibumbui seni untuk menyusun kalimat yang efektif, dibumbui seni untuk membentuk paragraf yang padu dan berhubungan satu sama lain. Di situlah peran seni dalam menyajikan tulisan kita.
Kembali ke pertanyaan awal “kapan tulisan itu akan selesai?”. Jika menulis ada seninya, maka lihatlah dengan sudut pandang seni. Apakah sebuah karya yang elok bahkan karya agung dari sebuah seni bisa dipastikan kapan waktu pengerjaannya?. Jawabannya adalah relatif. Tergantung bagaimana jiwa seni dari masing-masing seniman. Bukankah akan sangat memberatkan jika saat kita tengah mengerjakan tulisan kita sendiri kita dikejar oleh waktu yang terus bergulir. Bisa jadi tulisan itu belum bisa kita jiwai karena mengerjakannya yang penting jadi. Nikmatilah proses saat kita menulis. Jangan membebani diri kita sendiri sehingga kita tidak bisa menghadirkan jiwa seni kita saat membuat tulisan.
Namun, adakalanya tulisan yang kita kerjakan harus selesai dengan rentang waktu sekian hari. Bukannkah ini akan memberatkan kita???. Tidak juga, bahkan bisa jadi sama sekali tidak memberatkan. Mengapa demikian?!. Memberatkan atau tidaknya tergantung dari bagaimana kita menyikapinya. Saat kita menganggap bahwa deadline waktu itu adalah sebuah tantangan yang harus ditaklukkan bisa jadi semangat kita akan menggebu-gebu untuk menyesaikan tulisan kita. Bahkan seringkali jiwa seni kita yang sebenarnya muncul disaat kita dikejar deadline.
Akan lebih baik jika kita tau bahwa kita membutuhkan waktu yang lama untuk menuangkan gagasan kita dalam bentuk tulisan, maka persiapkanlah tulisan kita sejak jauh-jauh hari. Namun, jika kita bisa tetap menyenikan gagasan kita dalam bentuk tulisan di bawah tekanan waktu, tak mengapa. Setiap orang punya jiwa seninya masing-masing. Temukan jiwa seni anda dalam menulis, karena menulis ada seninya.

0 Comments:

Posting Komentar