by: Khabibul Umam - Mahasiswa Ilmu Perpustaakaan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Jumat, 18 Oktober 2019

Tulisan ke-9 ~ Amal Jariyah atau Dosa Jariyah Sepanjang Dunia Maya?, Pilih Mana?



(sumber gambar: news.berdakwah.net)

#Menulis di dunia maya terutama di sosial media sudah menjadi bagian dari keseharian kita. Sadarkah kita bahwa tulisan yang kita post di media social bisa mendatangkan keberuntungan, juga bisa mendatangkan petaka?

Salah satu hadits Nabi kita menyatakan “salamatul insan fi hifdzillisan” yang artinya kurang lebih keselamatan seorang insan terletak dari bagaiman dia menjaga lisannya. Berdasarkan hadits tersebut kita diajak untuk amar makruf nahi munkar dengan lisan kita. Menghindari ucapan-ucapan yang tidak berguna dan negatif, serta memperbanyak mengucapkan kalimat-kalimat yang positif dan bermanfaat.
Pada konteks dunia maya, tulisan kita lah yang pada umumnya menjadi perantara lisan kita. Sebut saja story WA ataupun IG, FB, twitter dan lain sebagainya.
Bedanya adalah saat kita mengucapkan secara langsung pernyataan yang kita ungkapkan paling-paling hanya bertahan beberapa hari atau beberapa minggu. Tapi saat kita menuliskannya di media social, ataupun bentuk tulisan digital yang terpost di tempat publik, maka tulisan itu akan terus ada selama kita tidak menghapusnya.
Masalahnya adalah, apakah tulisan yang kita post itu sebuah tulisan yang mengajak pada kebaikan, atau sebaliknya?. Jika tulisan itu berisi kebaikan dan mampu menginspirasi orang lain untuk berbuat baik juga maka bersyukurlah. Sebab wata’awanu alal birri wa taqwa, fastabiqulkhoirot, dalil-dalil itu mengajak kita pada kebaikan, bisa jadi kita mengajak kebaikan melalui tulisan yang kita post. Namun, jika tulisan itu berisi ungkapan negatif yang mengajak pada keburukan, apakah kita akan siap menanggung jika ada orang lain yang berbuat buruk akibat membaca tulisan kita?
Oleh karena itulah, tulislah apapun itu yang mengajak pada kebaikan, agar orang lain mengikuti jejak kebaikan dari tulisan yang kita post. Jika ada amal jariyah melalui tulisan di sosial media, mengapa memilih dosa jariyah di sosial media?

0 Comments:

Posting Komentar