Tulisan ke-9 ~ Amal Jariyah atau Dosa Jariyah Sepanjang Dunia Maya?, Pilih Mana?
(sumber gambar: news.berdakwah.net)
#Menulis di dunia maya terutama
di sosial media sudah menjadi bagian dari keseharian kita. Sadarkah kita bahwa
tulisan yang kita post di media social bisa mendatangkan keberuntungan, juga
bisa mendatangkan petaka?
Salah satu hadits Nabi kita
menyatakan “salamatul insan fi hifdzillisan” yang artinya kurang lebih
keselamatan seorang insan terletak dari bagaiman dia menjaga lisannya. Berdasarkan
hadits tersebut kita diajak untuk amar makruf nahi munkar dengan lisan kita. Menghindari
ucapan-ucapan yang tidak berguna dan negatif, serta memperbanyak mengucapkan
kalimat-kalimat yang positif dan bermanfaat.
Pada konteks dunia maya, tulisan
kita lah yang pada umumnya menjadi perantara lisan kita. Sebut saja story WA ataupun IG, FB, twitter dan lain sebagainya.
Bedanya adalah saat kita
mengucapkan secara langsung pernyataan yang kita ungkapkan paling-paling hanya
bertahan beberapa hari atau beberapa minggu. Tapi saat kita menuliskannya di
media social, ataupun bentuk tulisan digital yang terpost di tempat publik, maka
tulisan itu akan terus ada selama kita tidak menghapusnya.
Masalahnya adalah, apakah tulisan
yang kita post itu sebuah tulisan yang mengajak pada kebaikan, atau
sebaliknya?. Jika tulisan itu berisi kebaikan dan mampu menginspirasi orang
lain untuk berbuat baik juga maka bersyukurlah. Sebab wata’awanu alal birri wa
taqwa, fastabiqulkhoirot, dalil-dalil itu mengajak kita pada kebaikan, bisa
jadi kita mengajak kebaikan melalui tulisan yang kita post. Namun, jika tulisan
itu berisi ungkapan negatif yang mengajak pada keburukan, apakah kita akan
siap menanggung jika ada orang lain yang berbuat buruk akibat membaca tulisan
kita?
Oleh karena itulah, tulislah
apapun itu yang mengajak pada kebaikan, agar orang lain mengikuti jejak
kebaikan dari tulisan yang kita post. Jika ada amal jariyah melalui tulisan di sosial media, mengapa memilih dosa jariyah di sosial media?
0 Comments:
Posting Komentar